Hasil Need Assesment Sosialisasi di Provinsi Sumatera Barat
Mengingat
kembali konteks sosialisasi pada program PNPM Mandiri Perkotaan yang lalu bukan
hanya diartikan bagaimana program yang dapat dipahami oleh masyarakat baik
subtansi maupun prosedurnya. Sosialisasi bukan sekedar diseminasi atau media
publikasi, melainkan bagian dari proses pemberdayaan, dimana diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis, menumbuhkan perubahan sikap, dan perilaku
masyarakat.
Tidak di pungkiri rupanya pemahaman masyarakat dan
stakeholder pada program yang telah berjalan
selama ini di rasakan masih kurang . Hal ini berdampak pada kurangnya kepedulian,
partisipasi dan permasalahan lainnya , yang mengakibatkan tidak tercapainya output dan outcome
program tersebut . Sosialisasi yang
tidak efektif mempunyai andil dalam
menyebabkan hal itu semua.
Beranjak dari permasalahan di
atas dengan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) kedepan yang berorentiasi untuk
menuntaskan kawasan permukiman kumuh hendaknya perlu dirancang konsep kegiatan
sosialisasi yang efektif, hal ini harus dimulai dengan melakukan proses
identifikasi kebutuhan sosialisasi( Need Assesment Sosialisasi) di suatu
wilayah terlebih dahulu. Berdasarkan surat KMP No. 006/KMP Wil.I/I/2016 tanggal
19 Januari 2016 yang lalu seluruh KMW di wilayah 1 melakukan proses asessment tersebut dengan harapan ini akan
menjadi bahan untuk menyusun strategi kegiatan sosialisasi kedepan. Metodologi assesment yang dilakukan cukup sederhana
dengan mengambil sampel minimal 10% dari jumlah kota/kab di provinsi dan 10%
dari jumlah kelurahan kota/kab yang di jadikan sample. Sedangkan untuk responden yang dilibatkan diantaranya dari
unsur pemda, pemerintahan desa/kelurahan,
BKM, KSM, tokoh masyarakat, relawan, dan masyarakat umum, masing-masing
unsurnya respondennya minimal 10 orang.
Khusus di Provinsi Sumatera Barat, proses tersebut
telah dilaksanakan lebih kurang 7 hari dengan mengambil sampel 11 Kota/Kab di
40 Kelurahan/desa. Dari hasil yang diperoleh cukup menarik, diantaranya; terkait
dengan pertanyaan mengenai media sosial
yang paling sering digunakan; sekitar
77,18% responden memilih Facebook kemudian di ikuti dengan Web sekitar 8,13% sisanya responden
memilih Instragram, Twitter,Youtube, Path
dan Blog . Sekarang ini media sosial
sudah menjadi kebutuhan, di tahun 2015 lebih kurang sekitar 1,55 milyar orang
di dunia ini menggunakan Facebook. Dalam
catatan The Wall Street Journal, jumlah pengguna Facebook di Indonesia sampai dengan bulan Juni 2014 sudah mencapai
angka 69 juta orang. Indonesia berada di sepuluh besar pengguna Facebook terbesar di dunia. Secara umum
media sosial tersebut digunakan untuk berbagi informasi, publikasi dan
pemasaran produk. Selain itu juga di gunakan sebagai tempat arsip dokumen
secara elektronik.
Terkait
dengan media cetak yang sering di baca, sekitar 77,11% responden lebih memilih koran,
sedangkan dalam bentuk majalah responden hanya memilih cuma 20,66% sisanya
dalam bentuk jurnal. Khusus untuk media elektronik yang sering di gunakan;
sekitar 79,73% responden lebih memilih TV, mengalahkah radio dan nonton bareng dalam bentuk
film/video. Menurut A.C. Nielsen, rata-rata orang Indonesia menonton TV lebih
dari 4 jam setiap hari (atau 28 jam/minggu, atau 2 bulan nonstop nonton TV
pertahun. Dalam kehidupan orang Indonesia yang rata-rata usia harapan hidupnya
65 tahun, maka orang itu menghabiskan waktu 9 tahun penuh lengket dengan kaca
televisi. Bercermin dari hal diatas kedepan infomasi seputar program mungkin
lebih optimal disajikan melalui stasiun TV.
Pertanyaan seputar media printing yang paling sesuai;
ada sekitar 39,63% responden memilih dalam bentuk spanduk, selanjutnya diikuti
dengan jenis poster sekitar 35,38% sisanya seperti boklet, leflet, pedoman dan
yang lainnya dibawah 10%. Jika dibandingkan informasi jenis material printing
yang mana yang lebih menarik antara gambar atau tulisan, maka sekitar 69,42%
responden menjawab dalam bentuk gambar dan sisanya dalam bentuk tulisan.
Bercermin
pada proses pemilihan pilkada kemaren media sosialisasi berupa spanduk
bergambar dan poster rupanya cukup efektif untuk mempopulerkan seseorang, hal
ini juga sangat baik jika seandainya juga digunakan untuk mempopulerkan Program
KOTAKU, yang perlu di perhitungan terkait posisi penempatan harus di lokasi
yang strategis.
Pertanyaan dimana tempat/acara untuk mendapatkan informasi, sekitar
54,37% responden menjawab pada acara pertemuan warga, baik di tingkat, RT,RW
maupun kelurahan. Acara-acara dalam bentuk arisan di warga bisa menjadi salah
satu alternatif dalam melakukan sosialisasi program kedepan, sekitar 13,07%
responden memilih acara arisan setelah pertemuan warga. Untuk waktu yang cocok dalam
melaksanakan pertemuan jumlah responden memilih hampir sama banyak yaitu pada
waktu pagi sekitar 19%, siang 27%, sore 27% dan malam 27%.
Tidak di pungkiri informasi
program selama ini di dapati dari fasilitator, hal ini buktikan sekitar 32,52% rerspoden
memilih hal tersebut. BKM menjadi pilihan yang kedua dalam mendapatkan informasi
seputar program ada sekitar 18,77% responden, sisanya dari aparat kelurahan,
tokoh masyarakat, kepala desa/lurah, relawan, tokoh agama, KSM dan lainnya.
Ada sekitar 69,42 responden
memilih perlu di informasikan kepada masyarakat umum jika mendapatkan informasi
program. Sisanya masih ada yang di informasikan di seputar keluarga saja dan
yang parahnya lagi ada yang hanya untuk dirinya sendiri dan tidak mau berbagi,
ini menjadi tantangan kedepan bagaimana
informasi seputar program KOTAKU bisa di akses lebih luas di masyarakat.
Selanjutnya pertanyaan mengenai pengetahuan
yang harus di miliki jika responden memiliki kesempatan untuk menyosialisakan
program, ada sekitar 67,01% responden
memilih cara komunikasi , kemudian di ikuti dengan cara menggunakan media
sekitar 31,86% sisanya yang lainnya. Assisment diatas sangat berguna untuk merancang kegiatan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat terkait teknik komunikasi
dan teknik mengunakan media tepat dalam berkomunikasi .
Kami sadari mungkin masih banyak
kekurangan dari analisis kecil-kecilan yang lakukan ini memang belum semua
kelurahan yang di assesment serta
terlepas valid tidak validnya data yang dihimpun, minimal kedepan sedikit
banyaknya sudah mendapatkan gambaran trend
sosialisasi yang dilaksanakan terkait dengan bentuk jenis dari media yang digunakan,
tempat dan waktu pelaksanaan yang efektif dan pelaku-pelaku yang akan menjadi agen
sosialisasi program KOTAKU ini kelak.
(OC 1 Sumbar )
Di Tulis Oleh:
Robby
Hotter
TA
Sosialisasi KMW OC 1 Sumbar
Mantab,,
BalasHapus